PICTURE ZONA 88

Rabu, 29 September 2010

M.O.N.E.Y

By: Daniel Wijaya
"Memang uang bisa bikin orang senang bukan kepalang uh...
Namun uang bisa juga bikin orang mabuk kepayang uh...
Lupa sahabat, lupa kerabat lupa saudara,
mungkin juga lupa ingatan
oh...uang...oh...lagi-lagi uang"
Sepenggal potongan lirik lagu Nicky Astria berjudul Uang yang benar-benar menjadi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Saya teringat dua sahabat, yang keduanya adalah karib saya juga, terpecah persaudaraanya gara-gara uang. Tapi sebaliknya ada orang yang berhasil mendapatkan banyak teman hanya dengan iming-iming uang saja. Semakin materialistisnya dunia ini semakin menjerumuskan manusia dalam kesempitan kebutuhan akan finansial belaka.
Pernah suatu saat temannya teman datang ketempat saya untuk memperbaiki sebuah perangkat yang bagi saya kerusakannya sepele saja tetapi berakibat fatal bagi perangkat tersebut. Dengan sedikit sentuhan perangkat tersebut kembali ke fungsi semula. Karena memang tidak terlalu mengeluarkan energi dan kemampuan saya maka sebagai perkenalan saya gratiskan biayanya. Setelah orang tersebut pergi, teman saya yang lain langsung protes dan merasa keberatan dengan keputusan itu. Katanya bagi orang lain mungkin saya telah melakukan pekerjaan yang hebat. Bisa jadi saya memang melakukan kesalahan.
Seorang teman yang lain bercerita tentang dirinya yang dengan segala kemampuannya membesarkan sebuah tempat usaha hingga benar-benar besar dan memakmurkan orang disekitarnya. Namun suatu saat pengelola mulai mengganti orang-orang lama yang nota bene merupakan orang sekitar. Padahal pada awalnya salah satu komitmen berdirinya tempat usaha itu adalah memanfaatkan orang disekitar sebagai pekerja. Puncaknya, teman tersebut mengundurkan diri dari tempat yang telah dibesarkannya dengan segala konsekuensinya. Bisa jadi teman saya memang benar.
Menjadi sebuah kepuasan tersendiri ketika melihat teman tertawa senang mendapatkan lagi data fotonya yang hilang dilaptopnya setelah berhasil saya recovery. Nilai kepuasan saya dan teman saya tidak dapat dinominalkan.Tidak selamanya uang bisa membeli segalanya... Semoga.

Jumat, 24 September 2010

88'ers Return dalam Gambar

Surya, Iphan

'Update...Update...'

Tiga Generasi


Tidak satu pandangan... Beda selera...

Agus, Rinto, Sofyan, henry, Ronny, Kaca matanya Arum
Kelompok Ahli Hisab
'Dah abis berapa batang, nyambung terus, sampai gak kerasa rokok temannya yg diambil'


Iwan, Daniel, Arum, Navik

Arum, Wieke, Salmi, Retno, Hikmah, Djarot, Andri, Linda

Salmi, Retno, Wieke, Himah, Dyah
All... sebelum poelank...
Reporter: Andro

Temu 88ers-Malang

Moment liburan Idul Fitri 1431 H, rupanya dimanfaatkan sebagian 88ers di perantauan untuk sekedar temu kangen dengan 88ers Aremania. Makanya ide ketemuan yang dicetuskan Ibu Bos (Wieke WW) dan Ulin (Salmi Barir), segera disambut manis oleh Pak Sekjend (Daniel Wijaya) dengan menyebar 'woro-woro' spontanitas.
Tak pelak lagi, beberapa 88ers segera memanfaatkan moment itu untuk hadir bersama di MX Mall, 11 September 2010. Inilah teman-teman kita yang beruntung turut hadir di acara dadakan tersebut:
1. Wieke 'Bu Bos' Wuri Wulandari + Mas Djarot
2. Retno Widyastuti
3. Salmi 'Ulin' Barir
4. Daniel 'Sekjend' Wijaya
5. Dyah Puranasari
6. Sofyan Rudianto
7. Ronnie H
8. Yudho H
9. Rinto Y
10. Yudha
11. Surya + junior-nya
12. Rizwan 'Iphan' Abudaeri
13. Henry Carl
14. Andrianto + fam.
15. Hikmah W + kembarannya
17. Heriyani H
18. Vita 'Chenky' Agustin Wardhani
19. Kunto
20. Navik
21. Rita R
22. Agus Riyanto
23. Iwan P
24. Syafari
25. Arum Indriasari
Sopo meneh yooo.... ;))) sing kari tulis dhewe ndek comment ya...;)))
Reporter: Andro

Rabu, 22 September 2010

SAKIT MATA DAN DOA YANG DI IJABAH

By: Retno Kusuma Wardhani

Thanks pada temen2 atas atensi dan commentnya di statusku ttg seputar sakit mataku. Sebenarnya ada cerita kecil dibalik sakit mataku ini. Tapi adalah merupakan pelajaran besar bagiku.


Seperti yg telah aku tulis sebelumnya di stausku, bahwa Dinda putri pertamaku sdg menjalani UN mulai dr hari Senin sampai Kamis ini. Untuk itu dia dan teman2 nya mengikuti acara yg diadakan di sekolahnya yaitu super camp. Acara menginap yg dimulai pada hari Jumat sampai menjelang berakhirnya UN. Dimana disana mereka belajar bersama, sholat bersama, tahajud bersama, dzikir bersama.....satu perjuangan mungkin akan terasa lebih ringan jika dihadapi bersama sama.
Tapi ternyata ada satu insiden kecil, sekitar hari sabtu ada salah seorang teman perempuannya yg harus pulang karena sakit mata.
Dan benar saja, hari Senin pagi menjelang UN hari pertama sekitar jam 4 sebelum subuh Dinda SMS ak, dia bilang, Ma, mata kiriku bengkak, merah dan kayak kelilipan. Terang saja ak panik, tanpa mengulur waktu pagi pagi buta aku langsung ke sekolah membawa 2 botol obat tetes mata. Satu untuk dia yg satu lg untuk teman temannya.

Waktu berangkat ke sekolah jalanan masih lengang, sambil mengemudi aku terus berdoa. Ya Allah berikanlah anakku kesehatan, jauhkanlah dia dr berbagai macam penyakit. Hari ini adalah saat yg sgt penting baginya, dia sdg berjuang untuk masa depannya, perjuangan yg telah dipersiapkannya berbulan bulan bahkan bertahun tahun sebelumnya. Jangan biarkan ada sesuatu yg memberatkan langkahnya Ya Allah. Ya Allah hamba percaya tiada yg lebih berkehendak selain Engkau, termasuk bila seandainya dia ditakdirkan untuk sakit, hamba sebagai ibunya rela untuk menanggung sakitnya.

Sampai disana aku temui Dinda masih mengenakan mukena baru saja selesai sholat subuh. Ak obati matanya, sambil berpesan pada teman2 sekamarnya untuk memamkai obat tetes mata itu agar tidak tertular.

Subhanallah Dinda gak jadi sakit mata, diberi klancaran dan kemudahan dalam mengerjakan UN. Dan sekali lagi Subhanallah.....aku yg terkena sakit mata, parah, nyaris gak bisa membuka mata. Aku gak bisa membayangkan apa jadinya bila Dinda yg sakit, sementara dia harus menjalani UN.
Padahal menurut dokter yg kukunjungi bila telah terjadi gejala seperti yg Dinda alami, dalam hitungan 3 sampai 4 jam akan mjd parah dan terjadi peradangan hebat.

Teman2...ternyata lisan dan doa seorang ibu untuk anaknya yg diminta dgn ikhlas benar2 di-ijabah oleh Allah. Karena itu pelajaran utk kita dan untukku khususnya agar lebih berhati hati dalam berucap baik lisan ataupun hati krn akan menjadi doa untuk mereka.
Dan utk teman2 remajaku, hormatilah selalu ibu kalian, sayangilah mereka, karena engakau dapat meraih ridho Allah lewat ridho dari ibumu.

MLIJO

By: Daniel Wijaya

Pada awalnya disekitar perumahan itu ada beberapa penjual sayuran atau dalam bahasa jawa disebut 'mlijo'. Karena para penjual (baik sayuran ataupun jenis yang lain) tersebut menggelar dagangannya secara sembarang maka oleh pengurus wilayah tersebut (pak RW) disepakati bersama warga dibentuklah sebuah pasar kecil yang hanya terdiri atas tidak lebih dari 10 pedagang. Ini terjadi sudah lebih dari 10 tahun yang lalu.

Selain pasar kecil tersebut tetap saja ada beberapa mlijo yang berkeliling diantaranya si Samsul dengan motor roda tiganya dan mak Ngat yang sedikit lebih bermodal dengan mobil pickup-nya. Beberapa tahun belakangan ini mak Ngat mulai merajalela. Tidak hanya berkeliling dengan mobil namun menggelar dagangannya dipelataran sebuah rumah yang tepat berada dijalanan yang sepi. Mak Ngat menggelar dagangannya sekitar pukul 5 pagi ketika pasar kecil belum buka. Mak Ngat pun memberikan harga yang lebih murah dari harga pasar kecil tersebut dan dengan pemenuhan kebutuhan masak memasak lebih lengkap. Selain itu mak Ngat selalu 'on call' untuk pemesanan maupun pengiriman.

Akibatnya dapat dipastikan, pasar kecil yang dulunya ramai semakin lama semakin sepi.