PICTURE ZONA 88

Senin, 07 Februari 2011

Adzan Dzuhur Di Hari Jumat Dan Kejujuran Hati



By: Retno 'ninok' Kusuma Wardhani

Prens......ada sebuah cerita kecil yg terjadi di sekitarku.
Kira2 kejadian ini sudah terjadi beberapa bulan yang lalu.

Suatu siang di hari Jumat, seperti biasa kompleks perumahan di tempatku tinggal sepi sekali. Karena memang begitulah keadaannya hampir tiap siang, ditambah hari itu adalah Jumat.

Namun tiba-tiba terdengar adzan dzuhur berkumandang dari mushola kecil dekat rumahku. Aku sempat keheranan, siapa neh yang jumat jumat gini adzan, mengingat mushola tersebut tidak pernah dipakai utk melaksanakan ibadah sholat jumat.

Belum habis keherananku, suara SMS terdengar dr ponselku, ternyata dr salah satu tetangga dekat rumah, dia bilang...."hehehehe ada hiburan adzan neh.....!"
Selang beberapa waktu setelah kejadian itu, dari pembicaraan para ibu ibu diketahui yg mengkumandangkan adzan di waktu yang salah tersebut adalah salah seorang warga kami yg dikenal taat beribadah dan cukup aktif di kegiatan mushola, sebut saja bapak A.


Menurut istrinya saat berangkat dr rumah ke mushola waktu itu, entah apa yang dipikirkan beliau, hingga tak melihat beberapa anak yang berbondong bondong pergi Jumat-an berpapasan dengannya, hingga beliau tetap lupa bahwa hari itu adalah Jumat.

Beberapa hari, masih berkaitan dgn kejadian tersebut, bapak A tadi kemudian berkunjung ke rumah salah satu tetangga yg kebetulan rumahnya dekat denganku, sebut saja bapak B.

Aku tidak ambil pusing dengan kunjungan itu sampai suatu hari istri bapak B bercerita, bahwa bapak A ke rumahnya untuk minta maaf pada suaminya.

Tentu saja bapak B terbengong bengong mendengar permintaan maaf itu, karena sama sekali tak merasa di-dzalimi atau apapun oleh bapak A.

Akhirnya si bapak A tersebut bercerita, bhw di hari jumat itu, saat dia hendak melakukan adzan di mushola, di jalan beberapa blok jauhnya dr tempatnya berjalan, dia sempat melihat bapak B hendak pergi mengendarai motor, lengkap dgn jaket dan helmnya. Kemudian di hati bapak A sempat terbersit rasa suuzon, kenapa sudah masuk waktu dzuhur kok malah pergi, gak ke mushola dulu untuk sholat. Padahal ternyata bapak B itu hendak ke masjid utk sholat Jumat, namun karena setelah itu hendak langsung ke proyek tempatnya bekerja, dia tidak memakai baju koko dan peci.

Jadi di sepanjang perjalanan antara rumah dan mushola pikiran dan hati si bapak A dipenuhi perasaan suuzon pada tetangganya. Itulah knp akhirnya beliau menemui bapak B untuk meminta maaf atas prasangka buruknya.

Prens......padahal tanpa minta maaf-pun, tidak ada yang mengetahui apa yang dirasakan di hati beliau. Tanpa minta maafpun tetangga yang di suuzoni gak akan tahu dan hubungan mereka akan tetap baik baik saja.

Tapi beliau memilih untuk minta maaf atas hal yg hanya diketahui oleh dirinya sendiri dan Khaliq-nya. Beliau merasa telah ditegur, bhw dgn prasangka buruk yg membakar hatinya, dia tak melihat petunjuk2 yang lewat di depan matanya, hingga pikiran beliau tetap dibungkus oleh LUPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar